Pages

kisah lain dari sosok Soekarno

Selasa, 18 Oktober 2011
THE OTHER STORIES OF SOEKARNO
“PUTRA SANG FAJAR”

Dalam topik kali ini saya mengangkat kisah lain dari seorang Ir. Soekarno yang sama-sama kita tahu adalah seorang bapak Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia.
Dalam buku “BUNG KARNO: the other stories (serpihan sejarah yang tercecer)” karangan seorang wartawan senior Roso Daras, terdapat beberapa kisah unik tentang perjalanan hidup Putra Sang Fajar, baik yang bisa dibilang unik, controversial, mengagumkan ataupun mengharukan. Tapi kali ini saya hanya akan menulis 3 cerita yang menurut saya paling unik dan jarang diketahui orang lain..

1.       Nikah Telegram antara Bung Karno-Fatmawati

”O, Fatma, jang menjinarkan  tjahja. Terangilah selaloe djalan djiwakoe, soepaja sampai bahagia raja. Dalam warganya tjinta-kasihmoe…”
Itulah penggalan surat cinta yang dikirim Bung Karno kepada Fatmawati pada tanggal 11 September 1941. Pertalian cinta mereka terjadi saat Bung Karno tengah diasingkan di Bengkulu. Tentu saja saat itu beliau telah beristrikan Inggit Ganarsih dan tidak dikaruniai putra. Tetapi bukan Bung Karno nama nya kalau tidak berjiwa kesatria. Meski harus mengorbankan hubungan yang begitu baik, tetapi niat untuk mempersunting Fatmawati tetap diutarakan juga kepada Inggit.
Sepulang dari pengasingan Bung Karno selalu tampak murung. Ia benar-benar dilabrak demam cinta. Anak angkatnya, Ratna Juami menyadari bahwa ayah angkat nya tengah dimabuk cinta dan didera rindu kepada Fatmawati jauh di Bengkulu sana. Ratna pula yang memohon kepada Inggit agar merelakan Bung Karno menikahi Fatmawati. Inggit tetep kekeuh dimadu oleh karena itu ia lebih memilih bercerai baik-baik dari Bung Karno. Hari terakhir bersama Bung KArno di Jakarta, Inggit menyempatkan diri untuk pergi ke dokter gigi. Bung Karno masih setia menemani bahkan Bung Karno turut serta mengantar Inggit pulang ke Bandung.
Nah bulan Juni 1943, Bung Karno menikahi Fatmawati. Sebuah pernikahan yang sangat unik. Bung Karno di Jakarta sedangkan Fatmawati di Bengkulu. Bagaimana mungkin? Karena jika harus mengurus perizinan ke Jakarta untuk fatma dan seluruh keluarga nya sangatlah mustahil. Lalu Bung Karno memutuskan menikahi Fatma secara nikah wakil. Melalui sepuuk telegram yang ia kirimkan kepada sahabatnya di Bengkulu, Bung Karno meminta sahabatnya itu untuk menjadi wakil Bung Karno menikahi Fatmawati. Kawan Bung Karno itupun bergegas kerumah Fatmawati dan menunjukan telegram dari Bung Karno ke orang tua Fatmawati, dalam hal ini Hasan Din sang ayah menyetujui gagasan tersebut.
Alkisah, pengantin putri dan seorang laki-laki yang menjadi wakil Bung Karno pergi menghadap penghulu. Mereka melangsungkan pernikahan, sekalipun Fatmawati dan Bung Karno terpisah jarak yang luas. Usai pernikahan mereka pun resmi secara agama dan hukum Negara sebagi suami-istri.
Betapapun rumitnya hubungan cinta Bung Karno dan Fatmawati adalah perpaduan cinta yang indah, natural klasik serta “pernikahan telegram” yang unik.

2.       Bung Karno dan Lembar Hitam Romusha

Romusha adalah sebutan bagi kaum petani yang menjadi pekerja paksa pada era penjajahan Jepang, mereka dikirim ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar Indonesia. Hingga kini, tidak ada data yang pasti tentang jumlah Romusha dari Indonesia namun angkanya berkisar 4-10 juta jiwa. Romusha pada masa itu adalah catatan kelam seorang Soekarno. Jutaan rakyat Indonesia yang begitu mencintai Bung Karno mati dengan kejam akibat system kerja paksa. Ironisnya justru karena Bung Karno lah yang ditugasi Jepang untuk merayu rakyat Indonesia memasuki ranah kerja paksa yang mengerikan itu.
Bung Karno daam biografi nya yang di tulis oleh Cindy Adam, mengakui semua itu dengan hati remuk. Bung Karno tau para romusha yang dikirim ke Burma, hamper 99% mati. Ada yang mati kelaparan, disiksa, dipenggal kepalanya hingga mati dalam kepengapan gerbong kereta yang berisi ribuan romusha.
Inilah pernyataan Bung Karno tentang Romusha “sesungguhnya akulah yang mengirim mereka kerja paks. Ya, akulah orangnya. Aku menyuruh mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, ya akulah orang nya. Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan Romush, aku bergambar dekat Bogor dengan topi dikepala dan cangkul  ditangan untuk menunjukan betapa mudah dan enak nya menjadi seorang Romusha. Dengan para wartawan, juru potret, Gunseikan dan para pembesar pemerintahan aku membuat perjalanan ke Banten untuk menyaksikan tulang-tulang-kerangka-hidup yang menimbulkan belas, membudak digaris belakang, itu jauh dari tambang batu bara dan tambang emas. Mengerikan. Ini membikin hati didalam seperti diremuk-remuk”.
Tidak sedikit kritik dan kecaman yang dituai Bung Karno, akan tetapi ia berkata bahwa saat itu langkah korporatif dengan Jepang adalah menjaga kepercayaan, dan Soekarno tahu betul saat itu sudah dekat dengan kemerdekaan. Dan benar 1 tahun setelah kejadian romusha terjadi, ia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda selama 3.5 abad dan Jepang selama 3.5 tahun.
Jika setiap manusia memiliki lembar hitam kehidupan, maka tragedi  Romusha adalah salah satu lembar hitam perjalanan hidup Putra Sang Fajar.

3.       Cinta Carlos kepada Bung Karno
Tahukan anda Bung Karno memiliki sopir khusus seorang pria berkebangsaan Roma, Italia. Carlos namanya. Bung Karno begitu menyayangi dia bahkan pernah saat Bung Karno berkunjung ke Roma dan sopir nya bukanlah Carlos serta merta Bung Karno bertanya kepada Dubes “kemana Carlos?”
Ketika dicek ke perusahaan tempat Carlos bekerja, diketahui Carlos sedang berlibu ke Swiss atas tanggungan perusahaan. Maka saat itu pula Bung Karno bertitah “panggil dia pulang, saya mau Carlos!” perintah pun segera dilaksanakan dan keesokan harinya Carlos sudah muncul dihotel menghadap Bung Karno dan memberi hormat militer serta berkata “your excellency, I am at your service.” Bung Karno menyambut gembira “ well Carlos, where have you been? I missed you, how about your wife and your children?” disapa begitu Carlos pun bercerita bahwa ia dipaksa berlibur ke Swiss beserta keluarga, “memang senang berpergian bersama keluarga apalagi atas tanggungan perusahaan. Tapi kemarin sore waktu kami mendapat kabaragar harus segera pulang karena harus melayani anda saya menjadi lebih gembira lagi. Bahkan istri saa mendesak agar segera pulang pada hari itu juga.
Usut punya usut ternyata kepergia Carlos ke Roma adalah usulan dari teman-teman nya yang iri dan ingin juga melayani Bung Karno.
Itulah Bung Karno pribadi yang tak segan mengulur tali persahabatan kepada para rakyat bawah bahkan sopir. Dan dapat dipastikan Bung Karno telah merebut hati pengemudi di Roma.

Itulah beberapa kisah unik dari perjalanan hidup Putra Sang Fajar, dari Buku yang say abaca saya dapat memahami Bung Karno tidak hanya sebagai pribadi yang kental akan politik tetapi juga merupakan pribadi menyenangkan, dan memiliki banyak kisah unik dalam hidupnya.
Semangat PANCASILA yang ia cetuskan sampai saat ini terus medarah daging di tubuh bangsa Indonesia yang saat ini tengah oleng menghadi arus globalisasi, saya hanya bias berharap dengan mencontoh sosok seperti Soekarno, kita tidak akan karam dalam laju persaingan global karena kehilangan jatri diri dan sosok yang dpat mejadi panutan. Dari 3 cerita diatas juga dapat saya simpulkan bahwa sebaik-baik nya manusia pasti tidak sempurna, seperti Soekarno dengan catatan hitam nya dan segala perjalanan hidup nya yang menghantarkan ia menjadi Bapak Proklamator Indonesia bersama M. Hatta sekaligus sebagai Presiden pertama Republik Indonesia.


Sumber referensi Buku “BUNG KARNO: the other stories (serpihan sejarah yang tercecer)” karya Roso Daras.



1 komentar:

{ Unknown } at: 7 Februari 2013 pukul 06.17 mengatakan...

pas untuk tugas saya

Posting Komentar